ESSAI PENDIDIKAN KARAKTER
Oeh ISMI AROFAH, S.Pd
Guru SDN Sukabumi 5
PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR
Hari Pendidikan Nasional yang kita peringati setiap tanggal 2 Mei pada tahun 2010 ini berslogan “Pendidikan Karakter Membangun Keberadaban Bangsa” sangat menggema di mana-mana. Slogan tersebut terpampang di depan sekolah- sekolah, oleh karena itu kita bisa melihat dan membacanya dengan mudah.
Karena terlalu seringnya kita mendengar, membaca dan melihat tentang pendidikan karakter, maka kita menjadi terbiasa dengan istilah itu atau bahkan muncul pertanyaan mengenai Pendidikan Karakter itu sendiri. Ada baiknya kita mengkaji tentang arti pendidikan karakter itu terlebih dahulu. Istilah pendidikan Karakter kalau kita pecah menurut kata pembentuknya terdiri dari dua kata yaitu, Pendidikan dan Karakter.
Menurut UU.No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual Keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa undang-undang menginginkan terbentuknya pribadi yang siap bersosialisasi dalam masyarakat secara baik dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi,kompetensi yang bagus, dan juga memiliki kecerdasan emosional yang bagus. Pembentukan pribadi tersebut didapat dari proses belajar mengajar yang menarik, menyenangkan dan tetap memperhatikan potensi dan kekurangan siswanya.
Sesungguhnya pada hakikatnya pendidikan adalah pengaruh bimbingan,arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri, dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang sesuai dengan usianya. Kepribadian yang dimaksud adalah semua aspek yang meliputi cipta, rasa dan karsa. Hal itu berarti bimbingan yang diberikan harus memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik dan akan selalu dipakai dikehidupan mereka berikutnya.
Karakter adalah gambaran tingkah laku seseorang dengan menonjolkan suatu nilai (baik-buruk, benar-salah ) baik secara eksplisit maupun implisit. Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia Karakter adalah watak jika berlangsung lama dan dapat melekat pada diri sesorang, contoh : Wibawa, tegas.
Dari semua hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah pendidikan yang dapat membentuk sesorang menjadi orang yang dapat membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah dan dapat menunjukkan kemampuan diri semaksimal mungkin. Melalui pendidikan karakter juga diharapkan muncul seseorang yang memiliki emosi dan kecerdasan sosial yang baik.
Selain itu pendidikan karakter dapat disebut juga pendidikan yang mencetak pribadi yang berkualitas dan bermoral. Pribadi tersebut akan selalu memperhatikan norma dan nilai yang berlaku jika akan melakukan suatu tindakan. Menurut Foerster dalam Doni Kusuma D:13, ada empat ciri dasar dalam Pendidikan Karakter. Adapun empat ciri dasar tersebut adalah;
1. Adanya keteraturan dimana setiap tindakan yang akan dilakukan selalu berpedoman pada nilai atau norma yang berlaku.
2. Terciptanya sesorang yang berani dan teguh pada prinsip serta tidak mudah diombang ambing oleh pendapat lain,
3. Teguh pada keputusan yang telah diambil tanpa terpengaruh oleh desakan orang lain.
4. Memiliki keteguhan hati dan kesetiaan
Pendidikan Karakter dilakukan sejak anak dilahirkan sampai berumur 2 tahun, karena karakter dibentuk dari proses mengukir seseorang dari sejak kecil hingga terbentuk pola sikap yang berkarakter. Proses mengukir karakter dan sifat sesorang didapat melalui pengasuhan dan pendidikan yang terus-menerus. Pada anak usia 2 tahun, pendidikan karakter diberikan hanya dengan memberikan kasih sayang sebesar -besarnya kepada anak. Memasuki usia 2 tahun mereka bisa memberikan simpati dan empati kepada orang lain yang tengah mendapat kesulitan. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki fitrah lebih cinta pada kebaikan tetapi itu hanya potensi. Jika potensi itu diasah melalui pendidikan yang baik, maka akan tercipta sosok yang baik.
Menurut Ratna Megawangi, nilai-nilai yang patut diajarkan kepada anak-anak agar terbentuk pribadi yang berkarakter disebut dengan 9 Pilar Karakter. Sembilan Pilar itu adalah ;
1. Cinta Tuhan dan Kebenaran2. Bertanggung jawab,berdisiplin dan mandiri
3. Mempunyai amanah
4. Bersikap hormat dan santun
5. Mempunyai rasa kasih sayang,kepedulian dan mampu bekerja sama
6. Percaya diri,kreatif dan pantang menyerah
7. Mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan
8. Baik dan rendah hati
9. Mempunyai toleransi dan cinta damai
Saat ini orang sukses tidak hanya ditentukan oleh IQ (kecerdasan otak) tetapi ditentukan juga oleh EQ (Kecerdasan Emosi) dan SQ (Kecerdasan Sosial). Saat ini Kurikulum yang ada hanya mendorong siswa untuk cerdas dalam pelajaran tanpa diimbang dengan adanya pembinaan emosi dan sosialnya, sehingga menjadi sumber kerawanan bagi siswa menjadi sosok yang mudah terpancing emosi dan tidak bisa mengendalikan diri.
Untuk pelaksanaan pendidikan karakter di rumah,menurut Ibu Ratna Megawangi orang tua bisa melakukan hal berikut ini :
1. Fase Usia 0 – 3 tahun.
Pada usia ini Peran orang tua sangat besar,karena landasan moral dibentuk pada fase ini.Cinta dan kasih sayang dari orang tua sangat dibutuhkan anak pada masa ini.Pada usia ini anak sudah bisa dikenalkan pada sopan santun serta perbuatan baik buruk.Biasanya pada usia ini anak ada kecenderungan untuk melanggar dan mau menang sendiri,jadi diperlukan kesabaran dari orang tua.
2. Fase 0 ( 4 tahun)
Pada masa ini, ego anak begitu besar dan ada kecenderungan untuk sering melanggar aturan.Meskipun begitu mereka masih bisa diarahkan untuk berbuat baik dan memiliki empati serta simpati pada orang lain.Mereka selalu ingin untuk diberi pujian dari apa yang mereka lakukan dan mendapat hukuman dari apa yang telah mereka langgar.
3. Fase 1 ( Usia 4,5 – 6 tahun )
Anak – anak pada masa ini lebih penurut dan bisa diajak bekerjasama,agar terhindar dari hukuman orang tua. Anak sudah dapat menerima pandangan orang lain terutama orang dewasa bisa menghormati otoritas orang tua atau guru.Menganggap orang dewasa maha tahu,senang mengadukan teman-temannya yang nakal.mereka juga sangat mempercayai orang tua/guru sehingga penekenan pentingnya perilaku baik dan sopan akan sangat efektif.Pada masa ini khusus untuk kelas 1 pendidikan karakter harus bisa dilakukan dengan memberi peluang pada anak untuk memahami alasan – alasan dari apa yang disampaikan olah orang tua atau guru.Setiap kali orang tua memberitahu anak tentang sesuatu, mereka harus memberikan juga alasan yang benar tentang apa yang dikatakan.
4. Fase 2 ( Usia 6,5 – 8 tahun)
Anak merasa memeliki hak seperti orang dewasa,tidak lagi berpikir bahwa orang dewasa bisa memerintah anak.Anak bisa bertindak kasar karenqa mereka berpikir bahwa kewenangan orang tua terhadap mereka mulai berkurang.Mereka juga mempunyai konsep keadilan yang kaku,yaitu balas membalas.Mereka juga memahami perlunya berperilaku baik agar disukai orang lain,sering membanding – bandingkan diri dengan orang lain dan meminta perlakuan yang adil.Bagaimana mengajarkan pendidikan karakter pada anak dimasa ini? Berikan pengertian pentingnya “ Cinta “ dalam melakukan sesuatu,tidak semata – mata karena prinsip timbal balik.tekankan nilai – nilai agama yang menjunjug tinggi cinta dan pengorbanan.Ajak anak kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.Bantu mereka untuk berbuat sesuai dengan harapan kita,tidak semata karena ingin mendapat pujian atau menghindari hukuman.Ciptakan hubungan yang mesra agar anak tahu apa yang kita inginkan dari mereka.Ingatkan pentingnya rasa sayang antar anggota keluarga dan kepada orang lain di sekitarnya.Selalu memberi contoh perilaku yang baik dan perduli dengan orang lain.
Pendidikan karakter di sekolah diberikan kepada peserta didik melalui Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan pembiasaan.Pendidikan Agama mengajarkan kepada peserta didik mengenai konsep ketuhanan,cinta kasih,akhlak mulia yang harus diterapkan dalam kehidupan peserta didik.
Pada pelaksanaan pengajaran Pendidikan Agama diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan kegiatan peribadahan secara bersama dan bergantian.Mereka diajarkan untuk bisa menghormati orang lain yang sedang beribadah.Mereka tidak boleh bergurau saat ada teman yang beribadah. Sedangkan bagi mereka yang beragama lain, diberi kebebasan untuk memilih materi ibadah sesuai dengan agama yang mereka anut.Pendidikan Agama Islam juga mengajarkan mereka bagaimana adab ketika bertamu, mau makan,dan adab-adab lain dalam kegiatan kehidupan mereka sehari-sehari. Pendidikan Agama Islam mengajarkan juga untuk menjaga lingkungan.
Pada pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan mereka mempelajari tentang norma – norma dan aturan – aturan yang berlaku dimasyarakat. Cinta kepada bangsa dan negara, menghargai jasa para pahlawan yang telah membangun bangsa ini. Kata Pepatah, “bangsa beradab adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawan”. Dengan mempelajari norma-norma dan aturan-aturan yang ada dimasyarakat diharapkan mereka nantinya dalam bertindak akan selalu berpedoman pada norma yang ada dan memikirkan sanksi apa yang diterima jika mereka melanggar. Untuk menerapkan tentang pendidikan karakter dalam Pendidikan Kewarganegaraan, penulis telah mencoba untuk memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari dari norma-norma, aturan-aturan dan sikap baik dalam pergaulan mereka sehari-hari sebagai salah satu dari pendidikan karakter yang ada di sekolah. Pelaksanaan tersebut terus dipantau oleh guru dan teman satu kelas dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya peserta didik dan guru mengisi lembar penilaian untuk masing-masing peserta didik. Selain itu pada akhir penilaian akan diumumkan tentang siapa yang dalam jangka waktu yang telah ditentukan paling bisa menerapkan materi tentang nilai-nilai dan norma-norma yang saat itu dipelajari. Peserta yang konsisten melaksanakan dan bisa merubah sikap menjadi lebih serta lebih cinta kasih dan mengayomi kepada teman,akan diberikan reward .
Pendidikan Karakter yang dilaksanakan di sekolah dan Pendidikan Karakter yang di adakan di rumah harus dapat berlangsung secara sinergis dan saling bekerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua dirumah dalam pelaksanaannya. Semua yang telah diajarkan di sekolah mengenai nilai- nilai dan moral dan sopan santun sekiranya dimanapun berada harus selalu dilaksanakan.
Sosok pribadi baik yang terbentuk dari hasil proses pendidikan karakter akan memberikan kontribusi yang besar untuk membentuk keberadaban bangsa. Pendidikan karakter yang dapat menghasilkan pribadi yang kuat, penuh semangat, percaya diri dan mempunyai kecerdasan sosial yang bagus akan bisa turut serta membangun bangsa Indonesia yang tidak lagi dipandang sebelah mata oleh dunia luar.Sosok pribadi yang selalu mempertimbangkan setiap perbuatan yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu memperhatikan nilai dan norma yang ada hingga setiap tindakan mereka akan terkontrol. Mereka tidak mudah terpancing emosi dan gampang berbuat anarkis seperti yang kita lihat sekarang ini.Jika semua pribadi Indonesia memiliki moral bqaik,akhlak mulia,cerdas sosialnya,maka Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih beradap dan selalu berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945
0 comments:
Posting Komentar